Minggu, 27 Januari 2019

Siomay Bandung


Siomay Bandung




Aku suka memasak apa yang aku ingin makan. Makanan yang pernah aku rasa, dan meninggalkan bekas yang lama di ingatanku. Enaknya, baunya, teksturnya, tampaknya dan harganya.
Siomay Bandung ini salah satu dari antaranya. Sulit untuk di lupakan, selalu diinginkan. 
Tapi sering juga penjual siomay menjual dengan harga yang tidak sesuai dengan rasanya. Misalnya harga satu potong siomay berukuran setengah bola pimpong, dengan harga 3000/potong, rasanya kebanyakan tepung kanji liat yang direbus pake micin dan garam, ini kan gak adil. Dan sering banget begitu. Atau juga saos kacangnya, terlalu encer sampe sampe bingung membedakannya dengan kuah sup (berlebihan ya hehe). 
Ya itulah sebabnya aku memaksa diri memasaknya di rumah. tapi keinginan ini ada halangannya, yaitu
  1.  Aku belum pernah memasak siomay
  2.  Aku tidak punya resep siomay
  3.  Tidak ada dari keluarga generasi diatasku yang pernah memasak siomay (sepengetahuanku)
  4.  Akhirnya aku mencari buku resep siomay
  5.  Masakanku tidak berhasil menyerupai dalam hal apapun siomay enak yang pernah aku makan.
  6.  Aku jengkel, putus asa dan menyerah.
  7.  Lama setelah itu aku mencoba lagi dan gagal lagi dan memutuskan akan memakan sioamay apa aja yang bisa aku beli dari penjual siomay
  8.  Aku terlalu sering dikecewakan si penjual siomay.
  9.  Aku mencari sebanyak banyak nya resep online dan membandingkannya, melihat benang merahnya membandingkan dengan kegagalanku dulu dan menyimpulkan hal hal penting yang perlu dalam memasak siomay dan mana yang hanya merupakan fariasi.
  10. Aku nekat mencoba lagi.

Dan itulah akhir dari perjuanganku berburu resep siomay yang enak dan sesuai dengan seleraku.
Akhirnya perjuangan itu berbuah manis. Dan aku tidak mau pelit membagikan resepku ini untuk bunda dan adik adik dimana saja, supaya tak perlu mengalami pengalaman tak enakku diatas. Lagian ngapain juga pelit pelit ilmu ya? hidup ini berlalu dengan buru buru. Kalau tidak di share segera, ilmu itu tidak berguana di bawa mati ya kan hehehe.
Ya sudah monggo di lihat resep Siomay nya. Buat mereka yang konsen dengan kebersihan, ini jawaban buat anda. 
Yang konsern tentang harga makanan enak yang tinggi, dengan bikin sediri, ibu sudah dapat murah banget dengan kualitas dan kuantitas memuaskan. 
Bahkan buat ibu ibu yang pengen buka usaha di rumah, silahkan dicoba dulu resep ini, siapa tahu bisa jadi jalan rejeki. Siomay ini rasanya enak, tidak liat dan layak juga di jual 3500-5000/ potong siomay ukuran setengah bola pimpong.

Dan buat anak anakku sayang, mana tau suatu waktu kalian rindu masakan mama di mana mama tak bersama kalian untuk memasakannya. Ini mama catatkan supaya kalian bisa membuatnya sendiri kelak.
Sayang dan rinduku untuk kalian dalam tiap catatanku.




Siomay Bandung


Bahan

500 gr filet daging ikan di haluskan, lebih mudah dengan food processor. Ikan Tenggiri menghasilkan adonan yang putih harganya 2x ikan tongkol). Ikan tongkol, ikan Tuna atau ikan yang lain juga bisa. (saya suda mencoba Tenggiri dan Tongkol. Dua duanya sedap).
250 gr tepung tapioka bisa juga tepung sagu.
280 labu siam atau ukuran kecil di di kupas dan dikukus, kemudian haluskan
6 buah bawang putih di cincang sampai halus
2 buah batang bawang. ukuran kecil ok, sedang ok besar pun tak masalah. Diiris halus
4 buah putih telur
½   sdm gula pasir
2 sdt garam atau sesuai selera
½  sdt penyedap rasa, boleh dilewati jika tidak berkenan.
Siapkan dandang untuk mengukus adonan, yang di alas daun kol supaya tidak lengket (kemudian daun kol ini bisa di makan), atau dialas daun pisang.

Cara membuat

1.       Campur daging ikan, garam, gula, penyedap rasa, telur putih diaduk rata
2.       Tambahkan labu siam halus yang sudah dingin, bawang putih, daun bawang, di campur rata
3.       Tambahkan tepung Tapioka atau tepung sagu, aduk secukupnya



4.       Masukan adonan sebesar 1 sendok teh penuh ke dalam danndang yang sudah cukup panas. Panas yang tiba tiba membuat adonan mengembang sedikit lebih besar dibanding yang tidak dipanaskan lebih dulu.
5.       Meletakan siomay bisa berdekatan atau agak menempel, walaupun agak melekat, ia tetap mudah dilepaskan. Saya mengukusnya hanya 1 layer setiap kali, belum mencoba bagaimana kalau di tumpuk tumpuk.
6.       Di kukus kurang lebih 15-20 menit dengan api sedang.
7.       Ini bisa menghasilkan sekitar 50 potong siomay, atau 10 porsi tapi jika anda hendak menghidangkan bahan tambahan yang lain, maka tiap porsi cukup 4 potong siomay


Bahan bahan tambahan

10 Telur dan 10 Kentang ukuranseperti telur di rebus
10 Tahu putih ukuran sekali makan, 10 helai Kacang panjang di kukus dan di gulung dan diikat, 10 lembar daun Kol yang besar di kukus kemudian digulung.






SAOS KACANG SIOMAY
BAHAN

250 kacang tanah di goreng, di giling halus
750 air
1 sampai 3 sdm gula merah di sisir halus (sesuai selera)
1 sdt gula pasir
1-2 sdm asam jawa yang sudah dubuang kulitnya
3 lembar daun jeruk
½  sdm Ebi (udang kering)




Bumbu bumbu yang digoreng setengah mateng kemudian di haluskan
6 buah bawang putih
3 buah bawang putih
10 cabe merah atau cabe keriting
5 buah cabe rawit merah
1 sdt garam atau secukupnya sesuai selera

1.       Bumbu yang telah di goreng setengah matang, di angkat dan diulek sampai halus, ulek bersama ebi juga,
2.       Di tempat ulek tsb tambahkan kacang yang sudah di giling dan campurkan bersama bumbu dengan ulekan
3.       Panaskan penggorengan, masukan 750 air panaskan
4.       Masukan ke dalam air, ulekan kacang bumbu,
5.       Masukan gula merah, gula pasir, garam, daun jeruk dan asam jawa
6.       Tetap diaduk sampai keadaan berubah dari seperti becek menjadi kental dan makin kental dan berat serta mulai mengeluarkan minyak








7.       Di cek rasanya, apakah suka lebih manis atau lebih asin dan silahkan di tambahkan. Jika sambal saos kacang ini terlampau kental bagi anda silahkan ditambahkan sedikit demi sedikit air panas, aduk terus sampai dia mengeluarkan minyak.







selamat mencoba, mmmmmm nyam nyam.... pasti enak!


terimakasih pak Ipenk untuk resepnya siomaynya
Trimakasih mba Yasmin untuk resep saos kacangnya





Selasa, 15 Januari 2019

Cium dong pa!




Kei,  berada tak jauh dari papanya ketika aku datang mendekat. Dia sedang menyetrika bajunya untuk sekolah besok. Aku dan papanya berpapasan di lorong dalam rumah kami tepat di depan sebuah cermin besar.
“cium dong pa,” sapaku sama si ‘my man’ yang tak punya kandungan romantisme ini dalam darahnya. 
Dia menyodorkan keningnya, “aku nggak mau yang itu, udah kayak nenek sama cucunya aja”,
 dia menyodorkan hidungnya “ah papa, masak kayak ciuman jumpa masyarakat di timur tengah”,  dia geli melihatku.
Aku tau anak kami yang 2 meter di belakang kami hanya terhalang pemandangan oleh lemari menyimak kami orang tuannya. 
Gak masalah.
” Coba lihat bagaimana gayamu di depan cermin pa” aku membelakangi cermin supaya dia bisa memeriksa gayanya disitu, siapa tau bisa jadi romantis seperti yang di pilem pilem. 
Sayang hasilnya nihil. 
Di terkekeh kekeh sambil menyodorkan pipinya mendekati pipiku, 
“aduh! kayak salaman ibu ibu arisan aja sih pa.”
Akhirnya dengan monyong sekali, dia arahkan bibirnya kemukaku dengan mata besar seperti hendak menangkap ayam yang panik lari sana kemari. Gayanya telak mengusir hasrat. 
Dia terbahak melihat hasrat roman itu tebang menjauh dari atas kepalaku.


Kei berdiri di depan kami geleng geleng kepala, ada senyum aneh di wajahnya seakan akan apa yang tengah kami lakukan barusan itu konyol, tapi aku tau dari matanya, dia bahagia melihat kami, memang kami konyol dan agak lucu, tapi juga mesra guys. “huh, pacaran aja!” katanya sambil lewat diantara kami. “ betul betul betul.” Kata kami berdua senang.
 
keluarga tanpa kemesraan sama seperti padang kering berbatu
Beberapa keluarga mungkin malu bermesraan di depan anak anak mereka, “risih ah”, “itu bukan budaya timur”, atau “kita sudah tua”, sering menjadi alasan untuk membiarkan kemesraan itu terkunci di dalam kamar. Memang menyembunyikan itu lebih nyaman buat perasaan dari pada memunculkannya. Tapi demi anak anak kita, ijinkanlah mereka melihatnya dan menikmatinya, demi masa remajanya, dan masa kedewasaannya, ijinkan mereka mencecapnya dari kita.



Melihat ayah dan ibu berpelukan, berciuman saling menggoda dan bercanda mesra satu sama lain, menimbulkan rasa aman di hati mereka, rasa pasti dan percaya. Bahwa tempat mereka berpijak, atap tempat mereka berteduh dan dinding pembatas dari ketidak pastian dunia luar masih kokoh berdiri bagi mereka.

Perasaan yang timbul sungguh lain dibandingkan perasaan yang muncul ketika menyaksikan kedua orangtua saling berteriak menyalahkan satu sama lain dalam amarah yang meledak ledak, ketika melihat salah satu orang tua begitu tegang atau berderai derai air mata karena kesalah pahaman diantara keduanya. 


Perasaan takut, bingung, ragu dan kacau membungkus hati anak anak menarik mereka dalam kengerian panjang tentang, “siapakah dari mereka yang kukasihi, yang akan kupilih jika mereka bercerai?”


Pemandangan mesra yang di sajikan orang tua bagi anak anak mereka menumbuhkan keberanian percaya di dalam hati anak anak akan masa depan mereka, ada harapan, bahwa mungkin merekapun beroleh kemesraan yang sama kelak.



Anak anak kita seperti orang yang makan kenyang dan tak ingin jajan lagi dengan makanan tak sehat yang di jajakan di pinggir jalan. 
Mereka tidak lapar dan haus akan kasih sayang dan mencarinya di tempat yang salah dengan orang yang salah.
Akan lebih mudah bagi mereka untuk menurut, ketika kita menasehatkan mereka untuk tidak menuruti ajakan teman atau iklan dan internet untuk memeriksa tontonan porno.


Suatu waktu 3 tahun lalu ketika Kei berusia 10 tahun, dia bertanya lagi setelah aku selesai menjawab panjang lebar pertanyaannya tentang, bagaimana caranya sperma papa keluar dari badannya dan bisa masuk ke dalam tubuhku dan berjumpa sel telur ketika aku tidur, sehingga aku menjadi hamil. benarkah lewat mulut kami, pertanyaan itu mengganggunya, (aku akan menulis dialog kami ini di lain kesempatan).
Kei; “mama, apa boleh aku melihat bagaimana mama dan papa melakukannya?”

Dan itu lah saat penutup cerita kami, aku menjawab, 
“semua yang Kei perlu tahu sudah mama sampaikan.Tak ada yang bisa menyampaikan seperti ini selain orang tua, karena kami telah mengalami, dan di kasih hikmat oleh Tuhan untuk menyampaikan ke Kei dengan sopan dan benar. Tetapi tentang bagaimana mama dan papa melakukannya, itu adalah rahasia setiap suami istri dan Tuhan, tidak boleh pertontonkan atau di filmkan, itu privat dan kudus. itu adalah suatu pengetahuan yag dalam, yang cuma bisa diketahui oleh orang yang sudah menjadi suami istri. Jadi, Kei, jangan percaya jika ada yang mengatakan “ayo lihat orang berhubungan seks supaya kita jadi lebih tahu”. Kamu sudah tau sebanyak yang perlu kamu tau. Lebih dari itu datangnya dari pada si jahat. Karena sejak Dunia di ciptakan, Sex itu adalah karunia Tuhan untuk orang menikah. Kei harus tunggu menikah dulu untuk tau lebih dari yang mama ceritakan. Bersabar ya nak”.

Ijinkan mereka mencicip sedikit keintiman kita dan mendapatkan haknya, supaya mereka jangan tersesat di kemudian hari.



Jumat, 14 Desember 2018

Kegembiraan yang Sederhana



Aku tidak malu memperkenalkan diri sebagai keluarga sederhana, yang tidak serta merta mendapatkan apa yang diinginkan. 
Seperti kali ini, setelah cukup lama menginginkan, merencanakan dan menunggu, akhirnya kami bersama punya waktu, cukup uang dan kesehatan untuk keluar rumah berlibur menikmati alam di pinggir pantai. 

Pagi pagi sekali kami sekeluarga, dengan pakaian tidur dan bekal cukup untuk sarapan langsung semangat berkendara ke sana sebelum jalanan penuh dengan kendaraan lain dan embun belum menguap dari permukaan daun daunan. 

Aaahh, hari yang kami tunggu, doa kami naikan supaya usaha untuk berbahagia ini di karuniakanNya bagi kami. 
Di perjalanan anak anak melanjutkan tidurnya sementara aku dan suami punya kesempatan ngobrol ini dan itu. 
Aku bangga padanya karna dia mengasihi kami. 
Dan dengan segenap daya upayanya ia ingin kami gembira.

"Semua bangun.... kita sampai!"



Seperti yang kita harapkan, pagi itu, dipantai sangat lengang. 

Belum ada pengunjung hanya para nelayang dan perahu perahu mereka.




Sedikit hati mengeluh, "kalau boleh Tuhan, biarlah cuacanya agak mendung dikit," karena walau baru jam 7 an matahari terasa menyengat. 
Langit biru bersih dan ombak laut menjauh lebih kesana rupanya air lagi surut, pantainya putih karna banyak pecahan kerang diatasnya.



 

Aku langsung tau apa yang akan ku lakukan di menit menit kedepan selama disini. Kerang disana dan disini, bulat bulat menggemaskan. Bingkai foto yang berhiaskan pecahan kerang, kerai yang terbuat dari kerang dan kerincingan yang terbuat dari kerang membayang di kepalakau, oh aku mau buat itu dengan si tengah, Eis. Dia sangat bisa diandalkan dalam hal ini. Pikiranku melayang liar melihat rakus kearah berbagai jenis kerang cantik yang bertebaran di pinggir pantai belum ada yang memungutnya.
Sambil menyanyi aku mengumpulkannya.



Kei berjalan menyisir pantai, Eis langsung menyentuh air tenang yang terperangkap diantara karang karang laut, dan Ois bergandengan tangan dengan papanya mencari tempat yang paling nyaman di selera mereka.






 Sampe akhirnya mereka bersama menemukan tempat yang pas. Disitu banyak ikan ikan kecil yang ingin mereka tangkap. 
Disitu kepala gengnya suamiku, tidak perduli lagi dia, bahwa dia terlihat tak berpengalaman, menjinjit, membungkuk, jongkok dan kesana kemari berusaha menangkap ikan tanpa alat. 
Dia bermain sekuat tenaga dengan tiga orang anak perempuan temannya. Tertawa, berteriak, jengkel, konsentrasi sampai setelah berjam lewat dia menjerit puas memamerkan prestasianya. 
Dia menemukan cara memerangkap ikan itu. 
Mereka dapat 6 ekor ikan, tepuk tangan untuk ayah yang hebat.
Tiga orang anak perempuannya bangga sekali dan senang dengan bantuannya.



 
Aku juga.
Melihat wajahnya yang gembira walau harus menjaga 3 orang anak sekaligus, mengijinkan istrinya agak menjauh bermain sendiri dengan kerang, dia membuat kami semua senang. Aku merasa kaya memilikinya.







Ombak besar datang menyapu bendungan ikan, mereka tau mereka sudah selesai dengan itu, pasang mulai naik kami semua sudah puas, penuh dengan syukur dan pujian di dalam hati. pujian terhadap Tuhan karena sanggup memuaskan hati ini dengan caraNya, melalui ciptaanNya yang luar biasa.

Tapi kami masih mau makan. 1 nasi rames rp 20000 setelah nawar. kami hanya beli 2 untuk di bagi ber-5, tidak usah berlebihan, kurang sedikit malah terasa enak daripada kekenyangan. serius ini bukan karna mau pelit, emang supaya lebih hemat. 



Eis melihat ada topi cantik dipajang, dia bertanya kalau kita boleh beli satu untuk dia, tapi penolakanku membuat dia merengek, "Eis, lupakan topi ini dan ingat kesenangan kita di pantai, bukankah kita sudah gembira? Nikmati saja itu dulu yah, kita tidak ada rencana untuk membeli apa apa di sini selain makan, jadi itu yang harus kita syukuri." Dia diam, aku tau dia mengerti, melihat wajahnya yang berusaha patuh pun menambah penghiburan dan syukur di hati ini. Orang orang yang Tuhan tempatkan di sekelilingku sungguh istimewa. Aku melirik ke arah para nelayan yang tengah mengeluarkan ikan hasil tangkapannya segar dan baru.





Aku sendiri tengah mengejar hatiku untuk menolak godaan, aku sudah cukup.

Dan kami kembali pulang.

Dari kejauhan kulihat pengunjung pantai mulai berdatangan.





Btw, kami menghabiskan Rp 160.000,- untuk  kesenangan ini.
Perinciannya begini Bensin u mobil Atoz pulang pergi, dari Kalasan Yogyakarta ke Pantai Drini https://goo.gl/maps/jhrW7hsrMN42 masi sisa   Rp. 100.000
Makan nasi rames 2 porsi u 5 org                                           Rp. 40.000
Minum 2 gelas (teh dan es jeruk)                                           Rp. 10.000
Kamar mandi untuk bilas 3 anak, nawar                                  Rp.10.000
Parkir belum ada karena masih pagi.
Kami sebenarnya bawa air minum dan susu serta roti sendiri. Beli es Teh dan es Jeruk  diatas adalah spontanitas yang tidak perlu.
Kami tidak melakukan ini terlalu sering, dengan begitu kami bisa mengingat saat saat membahagiakan ini lebih lama. 😉😊


Apa ini konyol menurut anda? Atau lucu? Silahkan komen dibawah ya, aku ingin juga dengar pengalaman kalian. Trimakasih
















Minggu, 18 November 2018

Istri yang cakap, Amsal 31:10


"Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?
Ia lebih berharga dari pada permata." Amsal 31:10

Dari https://www.bible.com/id/bible/306/PRO.31.TB

Pernahkah anda memegang sebuah permata di tanganmu?
Atau sekedar melihatnya dari dekat dengan matamu?
Sebuah permata yang asli?
Seumur hidup aku belum pernah. Aku sering mendengar betapa berharganya itu. Begitu mahalnya, sehingga wajar bahwa tidak setiap orang mendapatkannya, bahkan untuk sekedar melihat atau menjamahnya.
Batu permata ini bukan baru tren di jaman sekarang. Tapi telah di impikan sejak dulu dan belahan dunia manapun, dan nampaknya akan tetap begitu di masa depan.
Mengetahui kenyataan itu, bukankah mengejutkan jika Istri yang baik dinyatakan langka dan mahal? Diakui dan dicari di setiap masa di setiap tempat karena keindahannya yang luar biasa?
Padahal lihatlah, dimana mana kita menemukan pasangan suami istri. Tapi ternyata tidak semua laki-laki itu cukup beruntung dengan menemukan wanita baik dan menikahinya, menjadi isrti yang lebih berharga dari pada permata tersebut.
Bagaimanakah kriteria istri yang cakap itu?
Apakah ada persyaratan bagi laki laki untuk mendapatkan wanita macam permata bahkan lebih itu?
Aku sendiri tidak menganggap bahwa diriku telah sama apalagi lebih berharga dari permata. Biarlah suamiku dan Tuhan yang menilai (yang padahal jika ada andil dalam pihakku, aku ingin menjadi dan berusaha untuk demikian) tapi dengan apa yang ku baca dalam Alkitab, waktu demi waktu dan terkumpul didalam akal  dan hatiku, melalui perenungan dan ketaatan untuk melakukannya, kegagalanku dan pengampunan Allah serta keberanian untuk percaya padaNya dan bangkit lagi, aku diberi keyakinan dan damai di hati, bahwa apa yang aku jalani sekarang tidak menyimpang dan tengah menuju kearah yang tepat.
Karena itu aku berani mengajakmu berjalan bersamaku, belajar bersama menjadi wanita yang berharga di mata Allah, suami anak anak dan komunitas yang lebih luas.
Atas anugrah dan penyertaan Tuhan yang memandang kita dengan kasih sayangNya.
kita mendapat jaminan, bahwa kita mungkin menjadi wanita yang di impikan Hati Tuhan.

Jumat, 16 Juni 2017

Aku harus berpisah denganmu.

Apakah kamu merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan?
Aku merindukan mu nak, aku sangat merindukanmu.


Akhirnya waktu ini tiba, bahwa kamu harus berpisah denganku lagi.
Sembilan bulan kita terus bersama, kau dalam kandungan ku kemudian kamu harus hidup dengan tubuh mungilmu sendiri. 
kini sudah 2 tahun2 bulan 22 hari umurmu, masih ada yang tersisa diantara kita, yaitu ketika kamu, wajahmu itu, tak satupun yang bisa kuberikan selama ini yang bisa menandingi apa yang kusaksikan dari pancaran matamu, suatu kesenangan, kegembiraan yang tiada taranya. Ketika kamu ingin menyusu dan tubuhku ini, payudaraku ini, ada untukmu. ada makan di tubuhku untuk mengenyangkannmu, ada cairan yang memuaskanmu.
Ku tau lebih dari itu, kamu tau bahwa aku mencintaimu, aku merindukanmu, aku mengharapkanmu.
aku masih ingin terus menikmati wajahmu dan menjadi berarti karna aku bisa membahagiakanmu.

Anaku, mama selalu bahagia memandang wajahmu ketika kamu menyusu. Melihatmu, membangkitkan rasa puas yang dalam dan tak terbandingkan. 
Tidak pernah ada rasa menyesal telah melakukannya, membagikan tubuhku, waktuku, tenagaku dan hatiku padamu. Aku menikmati setiap waktu itu.

Anaku sayang, bukankah kita berbicara satu sama lain lewatnya? kamu mengerti aku dan aku mengerti kamu? Waktu belum ada yang bisa berbicara denganmu dan mengenalmu, kau telah mulai mengijinkanku mengenalmu. Setiap kali mulutmu menyentuh tubuhku kau membuatku tau, bahagiakah kamu, sedihkah, sehatkah, sakitkah, takutkah, lelahkah, laparkah, hauskah, rindukah atau hanya sekedar ingin bermanja. 
Ktika kamu lebih besar, kamu memberi tahuku bahwa kamu malu, terancam, kecewa, tidak suka, marah, bersemangat, girang, geli, gemas... semua ketika kamu sedang menyusu, walau kamu belum bisa berbicara. 
Bagaimana mungkin aku tak merindukan waktu ini?
Waktu hanya kita berdua? 
waktu kau dalam dekapanku?
Waktu itu matamu memandangku tanpa ragu, kamu mempercayaiku dan mengagumiku sebulat hatimu.

Bagaimana perasaanmu putri kecilku sayang?
Kulihat kau berusaha menahan tangismu, kamu masih menginginkannya kan? kamu mau mengerti bahwa kita harus berhenti tapi, oh, adakah yang masalah lebih sulit bagi anak seumurnya dibanding dengan berpisah dengan air susu ibu nya?
Melihatmu begitu membuatku menderita. bagaimanakah aku tega menahan sesuatu yang akan membahagiakanmu padahal aku bisa memberinya?

Anaku sayang, mari kubisikan sesuatu,
Engkau tau betapa aku mencintaimu dan betapa hancur hatiku melihatmu begitu.
Tapi anaku, bukan tanpa doa dan pertimbangan keputusan ini kuambil. 
Aku telah bersabar dan menanti, tiap waktu kepada Pemberi susu sorgawi itu aku berdoa, supaya ketika waktu ini tiba, kamu dan aku akan sanggup menanggungnya bersama, dan melewatinya bersama, bersama dengan Sang empunya ke arifan dan kebaikan yang adalah Penciptamu. 
Supaya ketika waktu ini tiba, Ia meberi keteguhan di hati kita berdua, untuk mensyukuri hari kemarin dan berani menghadapi esok. 
Bahwa esok hari engkau yang makin besar dan pintar ini sanggup mengatasi permasalahanmu sendiri. Makan makanan keras dan bukan lagi Air susu murni.

Aku bangga padamu anaku sayang, melihatmu, aku tau kau pasti bisa. Walaupun sulit, tapi itu tak akan lama. Engkau akan senang, dan menikmati petualang baru dalam hidupmu tanpa air susu ibu lagi.
Aku percaya padamu anaku, aku tau engkau bisa. Kita telah bersama-sama dan aku mengenalmu. aku yakin tanpa ragu, walau sekarang masih sedih dan rindu tapi segera kau akan bisa.
Aku mencintaimu anaku, dan ingin terus mendekapmu, tapi kau harus menjadi besar dan bertumbuh seperti maksud Penciptamu.
karna kau didatangkanNya kedunia ini bukan untuk memuaskanku tapi untuk melaksanakan kehendakNya, Penciptamu yang maha baik itu.

Anaku sayang, kita akan memulai sesuatu yang baru. Belajar menunjukan cinta dengan cara lain yang lebih dewasa.
Aku sangat mencintaimu. karna itu aku mengijinkanmu tumbuh.


Selasa, 13 Juni 2017

Tak jadi hilang

kenapa tiba tiba semua kata kata yang telah tersusun rapi itu hilang terbang ketika jemari mulai menyentuh tuts bar laptop ku?
tiba tiba tak ada lagi yang bisa ku tuliskan padahal tadi penuh sesak tak tertahankan.
padahal sekarang sudah larut malam dan aku lelah. anak anaku sudah tertidur dan aku lagi in the mood buat nulis.
tapi kenapa kemudian pikiran pikiran itu jadi terasa tak penting lagi?
padahal ku yakin, segera setelah ku tinggalkan laptop ini, seketika itu juga pikirannku bergemuruh melanda.
ah mungkinkah aku gugup?
gugup mempertontonkan tulisanku.
ngeri mempertontonkan pendapatku.
gentar membayangkan
bahwa ada orang di luar sana membacanya dan menilainya.
ya, rasanya memang begitu.
aku takut tekanan, aku takut ikatan. aku takut tak bisa melepaskan diri lagi ketika aku merasa tak lagi nyaman dengannya.
tapi aku akan tetap memulainya.
aku sudah memulainya.
aku mungkin akan malu dan jadi memalukan. karna aku tidak sempurna.
tapi aku akan tetap melakukannya.
menuliskan apa yang ada dalam kepalaku.
semoga ketika kamu bisa melihat apa yang ada di dalamnya, kamu tidak akan melengos jijik, tapi kamu bisa menemukan cahaya walau sedikit dan kamu bisa tersenyum, karna kamu tidak sendiri.
skarang gugupku berlahan sirna, aku mulai bisa tersenyum.
aku tidak gugup lagi.
dan aku, sedang tersenyum untukmu